Lukisan Wajah KH Agus Salim karya Hareanto
![]() |
Lukisan Wajah KH Agus Salim karya Hareanto |
Lukisan Wajah KH Agus Salim karya Hareanto.
Portrait painting. Charcoal pensil on paper.
Tahun pembuatan 2018.
Kyai Haji Agus Salim merupakan seorang pejuang kemerdekaan
Indonesia. KH Agus Salim ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keppres nomor 657 tahun 1961.
Haji Agus Salim dikenal sebagai salah satu pahlawan
Indonesia, lahir dengan nama Mashudul Haq yang berarti “pembela kebenaran”. Dia
Lahir di Kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884. Dia menjadi anak
keempat Sultan Moehammad Salim, seorang jaksa di sebuah pengadilan negeri.
Karena kedudukan ayahnya Agus Salim bisa belajar di sekolah-sekolah Belanda
dengan lancar, selain karena dia anak yang cerdas. Dalam usia muda, dia telah
menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda, Inggris, Arab, Turki,
Perancis, Jepang, dan Jerman. Pada 1903 dia lulus HBS (Hogere Burger School)
atau sekolah menengah atas pada usia 19 tahun dengan predikat lulusan terbaik
di tiga kota, yakni Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Di antara tahun 1946-1950
ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap
kali digelari “Orang Tua Besar” (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat
Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir
hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri. Beliau tutup usia di
Jakarta, Indonesia, 4 November 1954 pada umur 70 tahun.
Pada karier politiknya, pada tahun
1915 Haji Agus Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi petinggi
kedua pada SI setelah Tjokroaminoto yang awalnya memimpin Sarekat Islam.
Pada masa perjuangan, peran Haji Agus
Salim dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia antara
lain, beliau pernah menjadi anggota Volksraad pada tahun 1921 sampai 1924. Haji
Agus Salim pernah sebagai anggota panitia 9 BPUPKI yang tugasnya mempersiapkan
UUD 1945. Setahun setelah itu Haji Agus Salim diangkat menjadi Menteri Luar
Negeri kabinet Syahrir II tahun 1946 dan pada tahun 1947 sebagai kabinet III. Pada
tahun 1947 Haji Agus Salim sebagai orang berjasa membuka hubungan diplomatik Indonesia
dengan Negara-negara Arab salah satunya Negara Mesir. Lalu pada tahun 1948
sampai 1949 Haji Agus Salim menjadi Menteri luar Negeri kabinet Hatta.
Haji
Agus Salim kemudian menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan PWI (PersatuanWartawan Indonesia). Haji Agus Salim dikenal sebagai orang yang menjunjung
tinggi Kode Etik Jurnalistik, meski itu pada kritik dan tulisan beliau yang
sangat tajam.
Setelah
Haji Agus Salim memutuskan mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun
1953 beliau menulis buku yang berjudul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauhid
harus dipahamkan?, yang kemudian judulnya direvisi menjadi Keterangan Filsafat
tentang Tauhid, Takdir dan Tawakal. Pada tanggal 4 November 1954 beliau tutup
usia di Rumah Sakit Umum Jakarta, dan kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Hingga kini namanya dikenang, seperti salah satu stadion
sepak bola di Padang yang dibangun pada tahun 1983 diberi nama GOR Haji Agus
Salim.
Tuhan tidak pernah meminta kepada manusia untuk membantuNya memerangi
kebathilan. Tuhan mengajarkan kepada kita berdoa memohon bantuanNya dalam
memerangi kebathilan. (KH Agus Salim)
Kesederhanaan & keteladanan yang menggerakkan jiwa ini untuk
mengabdi pada bangsa. (KH Agus Salim)
person:
Hareanto P. S
081373637336 whatsapp
untuk melihat lebih banyak portofolio
kunjungi instagram @hareanto
penjelasan ttg lukisannya sangat bagus
BalasHapussurat an naba
The Grand Old Man.
BalasHapus